Apa yang Salah

Apa yang salah?

Bahkan hingga usiaku 21 tahun lewat 3 bulan, aku tak pernah suka keramaian. Aku tak pernah bisa menikmati aktivitas bersama. Jika aku punya empat orang teman dekat, aku tak suka jika kami pergi berlima. Meski semuanya adalah orang-orang terbaik yang hatiku punya. Aku lebih suka jika aku pergi empat kali, menggilir hati dan pikiranku untuk mereka, satu per satu. Bicara heart to heart, berjalan bergandeng berdua, bicara fokus ke urusan kita saja. 

Apa yang salah?

Katamu aku orang yang ramai. Katamu aku cerewet. Katamu suaraku keras dan lantang. Katamu aku ceria. Ah, kamu hanya tidak tau bagaimana aku sebenarnya. Sebab kita terlalu sering pergi bersama beramai-ramai. Benar kan, kamu tidak tahu kalau aku selalu saja kurang menikmati waktu-waktu itu. Aku hanya bisa mengamati, tak berani menyatakan kalau aku tidak suka. Sebab kamu begitu bersemangat untuk pergi bersama-sama yang lainnya. Padahal aku ingin, kita pergi berdua saja.

Apa yang salah?

Aku bingung bagaimana harus bilang padamu. Aku takut melukai perasaanmu yang begitu bersemangat untuk mengajak semuanya pergi bersama. Sebab aku tahu, hanya aku yang aneh di sini. Aku saja yang terlalu rumit mungkin. Aku senang berada di suatu komunitas, tapi tidak menikmati aktivitas dengan orang banyak. Apalagi aku tidak tahu, bagaimana posisiku di hatimu kan. Kalau aku istimewa, mungkin kau akan mempertimbangkan cara lain. Kalau tidak? Buang saja aku. Selesai. Tinggal aku siapkan segunung tisu, sebab kamu istimewa bagiku.

Apa yang salah?

Jika aku berpikir, ketika kita terlalu ramai bersama, akan ada yang mengalah untuk diam. Tidak mungkin semuanya ramai. Tidak mungkin semuanya akan bisa menumpahkan luapan rasa yang membuat sekujur tubuh lemas rasanya. Tidak mungkin semuanya bisa berteriak untuk memuntahkan gumpalan perasaan yang memenuhi rongga badan. Meski kita berada di tengah euforia mendengar ombak di pinggir pantai, atau di tengah kobaran semangatmu ketika mendaki gunung, apalagi di tengah keramaian kota. Tak akan bisa. Kamu tidak mungkin mendengar suaraku. Sebab aku akan diam, atau kamu tenggelam dalam hingar bingar tempat itu atau dengan semangatmu sendiri.

Dan yang pasti diam itu aku. 

Apa yang salah?

Jika aku bilang ternyata kamu yang aku butuhkan untuk kita berdua saja. Jalan bersama. Berbincang berdua. Memang tidak bisa ya? Ah akunya saja yang tak pernah berani bertanya. Kenapa kau tidak tanya aku apakah aku ingin kau saja. Pasti akan kujawab, "Ya! Ayo! Tentu saja!"

Apa yang salah?

Katanya kadang ada hal yang tak bisa dijelaskan dengan kata-kata bukan? Makanya aku tak bisa bicara. Makanya aku ingin kita pergi saja berdua. Supaya fokusmu hanya padaku, dan aku padamu. Nanti kau juga tahu, apa yang salah.

Lantas apa yang salah?

Bisakah kamu bantu jawab? Apa yang salah?

..............






Comments

Popular Posts