Seolah Sama

Ada banyak kesamaan yang aku rasakan ketika kita bersama. Katanya, orang berteman atau cenderung mudah dekat pada yang sama bukan?

Sama kepribadian. Karakter yang sama. Hobi yang serupa. Kesukaan yang tidak jauh berbeda. Mimpi yang bisa saja diraih bersama. Atau hingga masa lalu yang kita jalani, memiliki keseragaman dalam pengalaman. Hingga membuat kita sama-sama berdecak kagum pada kuasa-Nya. Dua orang yang berbeda memiliki masa lalu yang nyaris tak ada beda.


Kamu sering menceritakan segala rupa cita-citamu. Berlayar ke negeri seberang, menjumpai banyak orang, merasakan wanginya angin dari segala penjuru dunia. Mengajak orang-orang yang kau cintai menapaki kaki di tanah yang belum pernah mereka sambangi. Membiarkan tubuhmu diguyur hujan dari langit di atas belahan bumi yang berbeda. Betapa kamu bersemangat menuju impianmu. Menginfeksi dengan virus optimismu padaku yang sedari tadi mendengarkanmu.
Tanpa kamu tahu bahwa betapa aku juga menginginkan pergi ke negeri yang kau impikan juga. Tanpa kamu tahu bahwa sebelum mendengarkanmu bercerita, aku tengah mematahkan mimpi-mimpiku sendiri. 

Kita sama-sama menginginkan pergi ke negeri yang sama. Dan kamu tidak tahu itu.

Masa lalumu mengajari bahwa hidup adalah perjuangan. Kamu pernah merasakan posisi tersulit dalam hidupmu. Dan kamu menganggapnya biasa saja. Di detik yang sama, aku pun semakin mengangumimu.

Karena aku mengalami masa lalu yang tak jauh berbeda darimu. Mendengarkanmu bercerita membuatku merasa bahwa sebelumnya aku terlalu berlebihan memaknai ujian yang Tuhan berikan. Kau mematahkan apa yang sebelumnya kupandang tak mungkin bisa kulakukan. 

Dan kamu tetap tidak menyadarinya.

Semakin kamu bercerita semakin banyak hal yang kurasa sama denganku. Warna kesukaanmu, hal yang tidak kamu sukai, pelajaran yang ingin kamu dalami, dan masih banyak hal lainnya. Sampai orang bilang cara kita tertawa menjadi serupa. Hingga aku benar-benar tertipu.

Tertipu. Kita bukan benar-benar sama, atau sekedar memiliki banyak kesamaan. Karena kamu tidak mengetahuinya jika aku merasa kita punya hal-hal yang sama dalam beberapa hal. Hanya aku yang merasakannya.

Selain masa lalu yang telah kita alami, dan negeri impian yang kurencanakan sebelum bertemu denganmu. Selebihnya aku terlalu banyak mengikutimu. Menjadikanmu sebagai cermin. Menjadi seperti apa yang kau sukai, meniru apa yang mungkin kau pernah atau sedang lakukan. 

Hingga kita hanya seolah sama. Bukan benar-benar sama.

Kita bukan cermin. Hanya aku yang terlalu ingin menjadi sama sepertimu.

Semoga kamu tidak menyadarinya, bahwa ada orang yang pelan-pelan mengubah dirinya. Menjadi sepertimu. Tidak tahu sampai kapan.

Karena aku juga takut dengan segala kemungkinan. Bila kamu tahu, bahwa kita hanya seolah sama. 

***

Comments

Post a Comment

Popular Posts