Hari yang Belum Kita Jalani


Suatu hari nanti, kita akan berbagi cerita yang pernah kita jalani. Sambil tertawa bahagia, atau mungkin mengharu biru. Entah tentang kisah yang pernah kita jalani bersama atau kenangan yang kau lakukan ketika kita masing-masing di tempat berbeda.

Suatu hari nanti, akan ada masa di mana kita terpisah jarak, ruang, dan waktu. Belum tau apakah di masa itu aku akan benar-benar merindukanmu. Atau entah kamu akan ingat bahwa kita di waktu yang sama namun berbeda masa, kamu melintasi jalan setapak yang dulu kita lalui sambil bercerita. Membunuh waktu yang harus ditempuh dengan kisah. Aku mendengarkan dan kamu bertutur kata. Aku berpendapat dan kamu menimpalinya.


Mungkin di masa itu, akan ada terlalu banyak hal yang kamu harus pikirkan dan selesaikan, dibandingkan bila harus merunut kenangan. 

Suatu hari nanti, akan ada masa di mana --semoga-- kita berhasil meraih apa yang selama ini kita perjuangkan. Menjadi sebaik-baiknya manusia dengan berbagai cara. Cara terbaik yang kita sebut cita-cita. Dan cinta yang dulu kita simpan rapat-rapat dari telinga-telinga yang tak perlu mendengarnya. Apakah sudah tiba pada yang dituju? Atau pindah sebelum berlabuh?

Suatu hari nanti, semoga media sosial tidak menjadi mampu menggantikan kenangan yang harus dirapikan. Kenangan, harus kita rapikan dengan pertemuan. Cukuplah teknologi menyimpan bukti kenangan, bukan nikmatnya merapikan kenangan itu sendiri. Cukuplah teknologi sebagai penghubung kita saat berjauhan, bukan menggantikan doa yang seharusnya dipanjatkan. 

Suatu hari nanti, mungkin masihlah hari yang belum kita jalani. Tapi jika 'suatu hari nanti' telah menjadi hari ini, aku ingin kita duduk di tempat kita bertemu pertama kali. Mengobati rindu dan sepi. Karena katanya, ketika kita tiba-tiba merindukan seseorang, sebenarnya seseorang itu pun sedang merasakan hal yang sama.

Apa iya? Semoga saja..
***

Untukmu yang mengerti, bahwa aku masihlah orang yang sama yang kau temui bertahun lalu. Yang belum bisa berkata dengan mulut sendiri tentang apa yang dirasakan. Yang lebih mengandalkan jemarinya untuk bicara. 

Selamat mengenang hari di mana seorang wanita ditakdirkan mendedikasikan hidupnya bagi hidupmu. Selamat mengulang waktu di mana kamu pun telah melahirkan seorang wanita sebagai seorang 'ibu'. Kapanpun itu.

Dan selamat beribadah sepanjang usia. Karena Tuhan tidak menciptakan kita selain untuk beribadah kepada-Nya. :)

untuk rekan, sahabat, saudara terbaik yang telah menikmati angka 22 pada usianya tahun ini:

Fia Afifah Mutiksa - 160693
Ziyaadah Aqliyah - 050593
Dicka Wahyu Setiasari - 140393
Triana Winni Astuty - 060393
Fathia Rahma - 230393
Nisa Safira Dwi Hastuti - 220193

"Dan kesejahteraan semoga dilimpahkan kepadaku, pada hari aku dilahirkan, pada hari aku meninggal dan pada hari aku dibangkitkan hidup kembali" (Q.S. Maryam: 33)

Comments

Post a Comment

Popular Posts