Mensyukuri Ujian

Mensyukuri nikmat itu mudah. Meski masih banyak dari kita yang lupa. Tapi bukankah setiap kita diharuskan mensyukuri setiap apapun yang terjadi dari hidup ini? 

Mensyukuri nikmat itu mudah. Semudah mengucap hamdalah setelah kenyang dan selamat dari lapar. Semudah mengucap hamdalah selepas membuang lelah dengan beristirahat. Semudah mengucap hamdalah seusai menenggak segelas air segar setelah seharian berpuasa. 
Tapi berapa dari kita yang mampu mensyukuri ujian yang Allah berikan? Bukankah kita semua tahu, kalau di dalam ujian-ujian dari-Nya terdapat cinta yang besar bagi hamba-Nya?

Iya, kamu benar. Mensyukuri nikmat itu mudah. Mensyukuri ujian memang sulit. Atau lebih tepatnya: mensyukuri ujian tidaklah sulit. Yang sulit adalah menyadari bahwa ujian adalah termasuk nikmat dari-Nya yang wajib disyukuri.

Bukankah jika kita mampu bersyukur dalam setiap kondisi, kita kemudian mampu bersabar? Bersabar akan setiap ujian yang Allah berikan. Bahkan ujian yang berbentuk kenikmatan.

Kita terlalu sering mendefinisikan ujian seperti sebuah hukuman. Ujian tergambar seperti ketakutan, kesulitan, kepayahan, dan rintangan. Hal-hal yang mampu menghambat langkah, menurunkan semangat, menguras kesabaran, dan definisi negatif lainnya. Padahal, kebahagiaan hanyalah bentuk lain ujian. Ujian yang sebenarnya lebih mengerikan karena ia jauh lebih mampu menyeret kita pada kelalaian.

Bukankah manusia lebih mudah mengingat Tuhannya ketika dijemput kesulitan dibandingkan ketika diuji dengan kesenangan?

Iya, pada intinya, mensyukuri kesulitan dalam ujian tidaklah sulit. Yang sulit adalah menyadari bahwa ujian berupa kesulitan adalah termasuk nikmat. 

Kita juga sering berkata "Semua ada hikmahnya." Tapi, ada berapa banyak orang yang mampu memetik hikmah dari sebuah kejadian?

Tidak semuanya mampu. Sebab hikmah hanya bisa dirasakan apabila kita mampu ikhlas dan bersabar sampai di akhir perjalanan setiap ujian. Dengan modal awal bersyukur, kita mampu menggenggam tiga kunci yang Umar bin Khattab berkata bahwa ia tak mampu memilih salah satu dari ketiganya untuk menjalani kehidupan.

Ikhlas. Sabar. Bersyukur.

Sudahkah kita mampu mensyukuri apapun yang saat ini ada atau telah diambil dari kita?

***

Apakah kamu menyadari, bahwa kehadiran kita satu sama lain adalah ujian? Ujian paling sulit di fase usia dan hidup kita saat ini karena semua soal perasaan. Ujian yang membuat kita bertanya-tanya, bagaimana kah kelak akhirnya. Ujian yang membuat kita harus banyak bersabar menunggu. Ujian yang membuat kita terkadang harus tega membunuhi perasaan sendiri satu per satu karena mencari aman.

Dan meski kita menyadari bahwa kita adalah ujian bagi satu sama lain, semoga kita mampu melewatinya. Bagaimanapun kelak hasilnya. Karena setelah itu, kita harus mampu saling mengikhlaskan sendainya tak sesuai dengan harapan. 

Sudahkah kita siap?
Semoga.









Comments

Popular Posts