Langit, Bumi, dan Seisi Galaksi! Bacalah Surat Ini...


Kepada kamu yang sedang lelah dan bosan
Di manapun kamu berada
Sekarang

Selamat menjemput masa depan yang berkilau, sehangat senyum ibumu, sekuat bahu ayahmu, dan seceria tawa adik-adikmu, entah pagi, siang, atau malam.
Atau se-semangat dirimu yang selalu ingin menebar manfaat dimanapun kamu berada.
Salaamun’alaykum…
Bagaimana kabarmu saat ini? Kau pasti sedang bekerja keras, sibuk mewujudkan semua mimpi yang pernah kau ceritakan pada ibumu, pada kawanmu, pada Tuhan ditiap sujudmu, atau hanya pada secarik kertas yang sengaja kau selipkan pada lembar Al-Qur’an-mu – agar kau selalu bisa membacanya setiap seusai membaca ayat-ayat indah itu.
Dari kicau burung yang melangit, dari kupu-kupu yang melenggok mengarungi bentangan bunga-bunga, dan dari serbuk sari yang terbawa angin melintasi putik-putik di selusur taman, kudengar kabar tentangmu yang mulai lelah beberapa hari ini. Hai, ada apa wahai kau sang pemimpi yang kutahu amat berani?
Aku ingat betul saat kau dengan sigapnya lantang meneriakkan pada dunia, “Hai Bumi! Biarkan kaki-kaki lusuh ini menyusurimu, agar kutahu betapa besarnya penciptaanmu oleh Tuhanku yang maha besar! Merasakan nikmatnya teguk demi teguk ilmu-Nya yang maha luas, dari tiap titik di sudut-sudut tanah tubuhmu!”
Kau berlarian mengejar apa yang menjadi hakmu : wujud nyata mimpimu. Peluh bukan masalah, ada kain untuk membersihkannya kau bilang. Kuat-kuat kau kerjapkan kedua matamu, menahan air mata yang bisa melemahkan hatimu, menampar-nampar wajah menyadarkan dengan gumaman, “Ini belum seberapa! Rasulullah pernah tertusuk pedang di wajah demi tegaknya islam!”
Kau punya segudang cita. Tidak tidak tidak, tidak hanya sebuah gudang yang gelap, lusuh, dan pengap tempatmu menyimpan tumpukan cita senilai bumi dan seisinya. Kau punya seisi dunia. Duniamu yang berisi cita dan angan. Bukan hanya sebatas mimpi yang tak pasti hadirnya. Ia cita. Cita mulia.
Semakin kau dewasa, realistis dan optimis adalah kata-kata ajaib pilihanmu. Tumpukan cita itu berkurang, sesuai apa yang ingin kau raih.
Satu saja. Satu cita yang bagai rajutan baju hangat, terpilin dari benang-benang sutera. Benang-benang mimpi. Terajut dalam satu kalimat : bermanfaat bagi umat.
Dan bukan itu yang kini kulihat darimu. Kau tampak lelah, terdiam, membeku di sudut tanah. Di mana pancaran hangat semangat yang dulu pernah meluap-luap? Adakah kaki-kaki lusuh itu masih ingin dikenang karena jelajahnya di atas pedosfer dunia. Lelahkah kamu akan halang rintang yang menerpa dan menghadang?
Aku sekarang di sini. Berada di antara langit dan bumi. Bersiap menjelajah tempat-tempat dalam daftar yang ingin kau sambangi. Merengkuh indahnya ilmu-ilmu Tuhan yang luar biasa yang kau selalu lapar olehnya, memenuhi kedua paru-paru dengan udara dari negeri-negeri yang berbeda, meninggalkan jejak-jejak kedua kaki yang dulu lusuh, hingga melukis sejarah.
Dan aku tidak mau hanya terus bersiap. Aku ingin semuanya benar-benar terlaksana. Bukan hanya mimpi atau angan semata. Ia mimpi yang wajib menjadi nyata.
Dan aku hanya akan terus bersiap, jika kau tak bergerak. Karena aku masa depanmu.
Bangunlah. Kutunggu kau di tiap sudut tanah, di atas bumi-Nya.
Dan tunjukkan pada langit, bumi, dan seisi galaksi, tentang surat ini.. 

Wassalammu'alaykum..

Suatu negeri, dalam dimensi waktu yang berbeda
Yang menanti cerahnya hari karena tangguhnya dirimu,



A K U
(masa depanmu)



Comments

Post a Comment

Popular Posts