Tentang "Kita", Sebuah Cerita untuk "Kita"..

Allah SWT pasti tau kemampuan hamba-Nya hingga ia letakkan kita di sini, di secuplik tanah kecil di satu sudut bumi-Nya. Bukan tanpa perhitungan Ia lepas kita di jalan kehidupan. Allah pasti tau untuk apa kita berada di sini. Berada di jalan yang tak pernah bisa ditebak bagaimana menyusurinya. Tapi pasti Allah bermaksud menyiapkan kita untuk menjadi penunjuk jalan itu. Untuk menjadi embun penyejuk ketika gersang, menjadi dahan yg teduh ketika mentari terik membakar, menjadi cahaya di saat gelap, bahkan menjadi bahu yg kokoh untuk bersandar.


Meski terkadang godaan menyapa, entah dari dalam diri sendiri atau sekitar yang tak peduli kita ada di sini. Aku melihatnya. Salah satu dari kita pasti pernah merasa sendiri. Atau malah kita semua bergantian. Bergantian merasa sendiri. Merasa ditinggalkan. Merasa perjuangan semakin berat bagai paksaan. Yang membuat air mata terpaksa mengalir, menyusuri lekuk-lekuk tiap wajah yang selalu memaksa senyumannya terulas di hadapan

Wajar. Aku, kau, mereka, kita.. semuanya manusia. Semuanya dianugerahi kelenjar lakrimal untuk memroduksi air mata, bukan? Wajar.. itu fitrah.

Beberapa suara pernah berbisik bahwa sosok kita begitu dewasa di hadapan mereka. Menjadi tempat bertanya layaknya madrasah, tempat mengadu seperti sosok seorang ibu, tempat berlindung laksana seorang ayah, tempat bercerita sebagai sahabat, atau bermanja-manja bagaikan seorang kakak.

Meski terkadang kemudian sosok kita bagai bayangan. Meneduhkan namun tak tersentuh. Seperti obat yang menyembuhkan. Menyembuhkan namun pahit rasanya. Bagai tanah subur dengan berjuta manfaat untuk kehidupan. Ya, bermanfaat. Bermanfaat namun tanah tetap saja diinjak.

Benar, mungkin lebih dari itu jika kelenjar lakrimal harus lelah memroduksi cairan asin dari kedua sudut jendela dunia yang berada di wajah kita. Ataukah kita yang terlalu berlebihan? Atau kita yang sudah mulai lelah?

Atau mungkin kita hanya tidak pernah menyadari bahwa sungai-sungai air mata yang mengalir itu adalah pertanda nikmat dari-Nya untuk keberadaan kita berada di jalan ini.

Mungkin..

Terkadang, jalan yg Allah berikan begitu terasa likunya ketika rintangan banyak menghadang. Menerjang. Penuh kerikil dan batu sandungan. Namun begitu ingat siapa yg menempatkan kita di sini,ghiroh itu kembali menguatkan tiap sendi yang sempat merasa letih.

Meski sesungguhnya Allah SWT pun pasti tahu jika suatu ketika selepas meletakkan kita di jalan ini akan terjadi sesuatu. Sesuatu yang Allah persiapkan untuk menguatkan. Menguatkan diri dan ukhuwah di antara kita. Sesuatu yang Allah persiapkan untuk mendewasakan. Dewasa dalam berpikir dan bertindak. Sesuatu yang telah Ia rancang untuk menggapai kebahagiaan yang hakiki: perjumpaan dengan-Nya,Insya Allah. Sesuatu yang dari luar nampak sulit, sesuatu yang membuat hati ini sering tak tenang hingga acap kali memaksa kelenjar lakrimal membuat sungai di selusur wajah-wajah teduh kita. Sesuatu yang selalu kita sebut ujian..

"Allah tidak membebani seseorang kecuali dengan kesanggupannya. Dia mendapat (pahala) dari (kebajikan) yang dikerjakannya..." (Q.S. Al-Baqarah : 286)

Mungkin ujian itu juga hadir karena Allah rindu. Allah rindu dan cemburu, ingin mendengar kita menangis dan mengadu. Mengadu dalam tiap sujud dan tengadah wajah di tiap sepertiga malam yang teduh.

Mungkin juga kita adalah orang-orang pilihan. Orang-orang yang Allah tahu pasti, kita mampu mengemban amanah di atas bumi ini..

Ujian-ujian itu kian berat dan semakin sering hadir, seiring dengan berjalannya waktu dan kita mampu melaluinya satu per satu. Memperkuat ukhuwah kita, saling menjadi bahu untuk bersandar dan bercerita. Semakin kuat dan tegar hingga semangat itu kembali hadir dan membangkitkan jiwa-jiwa yang kemarin sempat melemah. Kembali menebar kebaikan tiada henti yang tetap setia beriringan dengan ujian-ujian itu. Namun rasanya ukhuwah kita bagai sosok yang membantu mengangkat beban-beban itu.

Memiliki saudara seperti kita satu sama lain, rasanya indah bukan?

Meski belum seperti Umar Bin Khattab yang siap mengangkat pedangnya ketika Rasulullah dihina. Meski belum seperti Abu Bakar yang membenarkan kejadian Isra' Mi'raj ketika dunia tak mempercayai manusia yang paling bisa dipercaya di dunia itu, meski belum seperti Khadijah yang merelakan seluruh hartanya di jalan Allah..

Namun hadirnya kita sebagai satu jiwa di jalan ini, laksana perpanjangan tangan-Nya untuk memeluk diri-diri yang sering rapuh ini. Perpanjangan tangan-Nya atas segala bentuk pertolongan.

Syukuri jalan ini. Nikmati segala ujian yang tiada pernah sia-sia. Apapun bentuknya, engkau punya kita. Kita yang akan saling menguatkan, yang menjadi kaki saat kau lelah berjalan, yang menjadi tangan ketika kau lelah menanggung beban, yang menjadi bahu untuk bersandar, yang menjadi tubuhmu kala tubuh-tubuh letih itu mulai tak sanggup menyimpan jiwa penuh ghiroh luar biasa.

Ya, kita ada untuk semua. Untuk menjadi bahu, menjadi dahan, menjadi penerang. Tak peduli meski sering harus menjadi tanah atau sekedar bayangan. Jadikan itu sebuah kenikmatan, meski bicara memang lebih mudah daripada melakukan.

Karena...

"Surga terlalu luas untuk dihuni seorang diri.."


إِنَّافَتَحْنَالَكَفَتْحًامُّبِينًا۝
لِيَغْفِرَلَكَاللَّهُ مَاتَقَدَّمَمِن ذَنبِكَوَمَاتَأَخَّرَوَيُتِمَّنِعْمَتَهُعَلَيْكَوَيَهْدِيَكَصِرَاطًا مُّسْتَقِيمًا۝
وَيَنصُرَكَاللَّهُنَصْرًاعَزِيزًا۝
هُوَالَّذِيأَنزَلَالسَّكِينَةَفِي قُلُوبِالْمُؤْمِنِينَلِيَزْدَادُواإِيمَانًامَّعَإِيمَانِهِمْوَلِلَّهِجُنُودُالسَّمَاوَاتِوَالْأَرْضِوَكَان اللَّهُعَلِيمًاحَكِيمًا۝
يُدْخِلَالْمُؤْمِنِينَوَالْمُؤْمِنَاتِجَنَّاتٍتَجْرِي مِنتَحْتِهَاالْأَنْهَارُخَالِدِينَفِيهَاوَيُكَفِّرَعَنْهُمْسَيِّئَاتِهِمْوَكَانَذَلِكَ عِندَاللَّهِفَوْزًاعَظِيمًا۝


"Sesungguhnya Kami telah memberikan kepadamu kemenangan yang nyata. Supaya Allah memberi ampunan kepadamu terhadap dosamu yang telah lalu dan yang akan datang serta menyempurnakan nikmat-Nya atasmu dan memimpin kamu kepada jalan yang lurus. Dan supaya Allah menolongmu dengan pertolongan yang kuat (banyak). Dia-lah yang telah menurunkan ketenangan ke dalam hati orang-orang mukmin supaya keimanan mereka bertambah di samping keimanan mereka (yang telah ada). Dan kepunyaan Allah-lah tentara langit dan bumi dan adalah Allah Maha Mengetahui lagi Maha Bijaksana. Supaya Dia memasukkan orang-orang mukmin laki-laki dan perempuan ke dalam surga yang mengalir di bawahnya sungai-sungai, mereka kekal di dalamnya dan supaya Dia menutupi kesalahan-kesalahan mereka.  Dan yang demikian itu adalah keberuntungan yang besar di sisi Allah" (Q.S. Al-Fath : 1-5)

Comments

Post a Comment

Popular Posts