MSc Jomblow Story : Setahun Terdampar di Negeri Kumpeni

Assalammu'alaykum Wr Wb

Holahooo, apa kabarnya saudara saudari sebangsa dan setanah air? Kali ini saya kembali membuka blog saya setelah empet muat suntuk bahagia belajar demi menghadapi resit aka remedial. 

Iyak, saya kena remedial. Satu matkul yang bobotnya 12 ECTS (sistem SKS Belanda, mirip sama SKS Indonesia). Dan resitnya diadakan di ujung liburan summer. Sounds horror.






H-1 Idul Adha pertama di Belanda
Valkenburg Castle Ruin

Gapapa, jadi ada alesan nolak ajakan jelong2 berhubung harus nabung. Huh hah! Hahaha

Ceritanya saya lagi mengenang momen keberangkatan saya ke Belanda tahun lalu nih. Berdasarkan kalender hijriyah, tanggal 12 Agustus lalu genap satu tahun sudah saya tinggal di Belanda. Berhubung tahun lalu saya berangkat H+1 Idul Adha. Iya, saya baru liat daging2 di kulkas belum berubah jadi sop buatan Mamak, udah saya tinggal ke bandara aja :') 

Kalo berdasarkan kalender Masehi sih, flight saya dari Soetta tanggal 23 Agustus dan resmi mendarat di Schipol tanggal 24 Agustus 2018. Kalo dipikir dengan gamblang sih kayak ga berasa, 4 hari lagi genap setahun saya menjajah balik ngegembel di Belanda. Tapi kalo dirunut saya udah ngalamin apa aja selama setahun terakhir, oh tentu tidak sebahagia feed Instagram saya, ferguso. Kalo penasaran, bisa kepoin di @hermazulaikha kalo mau #promoseeeh





Kok judulnya MSc Jomblow Story sih?

Siapa yang belum kenal mbak Dewi Nur Aisyah? Beliau adalah mahasiswa MSc dan PhD di UK (baru lulus). Saya udah ngikutin cerita2 beliau di blog dan instagramnya sejak tahun 2017; tahun di mana saya juga sedang berjuang bier bisa mencapai cita2 untuk lanjut studi di luar negeri. Tema yang sering Mba Dewi pakai dalam tulisan2nya yang menceritakan perjalanannya dalam menuntut ilmu di UK adalah PhD Mom Diary. 

Nah, terinspirasi dari beliau, saya juga mulai terkumpul nih niatan untuk berbagi kisah, perjalanan, dan pengalaman hidup saya selama mengejar dan menempuh pendidikan di Belanda. Terus berhubung saya studinya MSc (soon PhD, aamiin yaa Rabb) dan masih single, jadi lah judul yang saya pilih adalah MSc Jomblow Story #hiyaaa

Semoga istiqomah di tengah badai akademik yang membara ini :') #halah

Kok ada 'W' di ujung kata 'jomblo'-nya sih?

Meski suka nulis #StatusSampah di akun facebook dan status WhatsApp yang isinya cerita hidup saya yang super lawak, saya masih bisa filosofis kok (kadang2). Kata 'blow' mengandung harapan bahwa tulisan2 yang saya tulis di bawah judul MSc Jomblow Story ini bisa blow the mind bagi teman2 yang membacanya. Bisa memberi manfaat dan mungkin mengubah paradigma yang kurang baik (apabila ada) melalui tulisan2 di bawah judul ini. Rencananya saya akan membahas mulai dari kenapa harus lanjut studi, bagaimana menentukan jurusan, hingga yang berhubungan dengan lika-liku menjalani kehidupan di negara asing seperti misalnya bagaimana mencari makanan halal, dealing with shock culture, etc.

Sekalian mengingatkan diri dan teman2 sesama jombloh bier tetep bersyukur. Bahwa menjadi jomblo petualang itu menyenangkan. Bahwa ada banyak cara untuk menikmati hidup daaan happiness doesn't lies only on your spouse. Semua fase hidup ada keceriaan dan tantangannya masing2. Berhubung isu kejombloan semakin meraja lela semenjak nambah usia. Oke, ini udah mulai out of the topic. haha

So, kalo ada masukan saya harus nulis apa, monggo boleh dikomen di blog ini, di facebook, instagram, atau di WA saya bagi yang memiliki kontak saya ;) 

See you on next post yaa ^^


udah setahun aja (24 Agustus 2018)
Schipol Airport, Amsterdam

Comments

Popular Posts