Tempat Kamu (Pernah) Berada

Ada tempat-tempat yang hati kita mengingatnya karena di sana pernah ada orang-orang yang singgah di hati kita. Hati dan ingatan kita menolak lupa. Hati dan ingatan kita mengingat tempat tersebut karena orang yang singgah dalam kehidupan kita pernah berada di tempat yang sedang kita ingat.
***


Ada tempat-tempat yang aku tahu, dulu, saat kita belum saling mengenal, kamu pernah berada di sana. Mengerjakan sesuatu, bicara pada orang-orang di sekitarmu, atau sekedar duduk-duduk membunuh waktu. Aku tahu, di tempat itu, dulu kamu sering menghabiskan waktumu. Mungkin saja dulu di sana, kita sebenarnya sudah pernah bertukar pandang, saling melihat wajah, tapi tak peduli. Mungkin kita pernah saling penasaran, dari mana asalnya kita satu sama lain. Tapi, di antara kita tidak ada keinginan untuk saling bertanya nama. Di antara kita berlalu begitu saja tanpa ada sesuatu yang layak dijadikan kenangan di waktu kemudian.

Ada tempat-tempat yang aku tahu, dulu, saat kita belum saling mengenal, kamu menjadi bagian dari tempat itu. Dalam bangunan di mana kamu menuntut ilmu. Mengejar apa yang selayaknya kamu kejar, memperjuangkan apa yang harus kamu perjuangkan. Suka atau tidak suka. Setiap kali melintasinya dan melihat adik-adik tingkatmu dengan raut wajah lelah di tempat yang aku tahu dulu kamu ada di sana, aku tersenyum-senyum sendiri. Membayangkan kalau dulu kamu pun begitu, berjuang sekeras mereka dan berpeluh-peluh. Dulu, waktu kita belum saling mengenal. Dulu, waktu kita sama-sama abai pada kehadiran satu sama lain.

Ada tempat-tempat yang aku tahu, dulu, saat kita belum saling mengenal, kamu tinggal di dalamnya. Menghabiskan waktu yang tersisa di hari itu semaumu. Entah menyelesaikan yang harus diselesaikan, atau sekedar memandangi langit-langit kamar hingga muncul rasa kantuk. Sambil menanti matahari esok hari terbit dan cahayanya masuk dari jendela-jendela kamarmu. Kamu membuka kitab kecilmu dan membaca ayat-ayat-Nya yang menenangkan setelah penat seharian. Dulu, pada waktu di mana kita sibuk dengan dunia masing-masing, aku sering melintasi pagar yang mengitari tempatmu tinggal. Melewati jendela kamarmu dengan tidak peduli. Karena dulu, aku tidak tahu siapa kamu dan tidak menyadari jika kamu tinggal di dalamnya. Hari ini aku melintasinya. Membayangkan kamu berada di dalamnya, seperti pada waktu kita belum saling mengenal dulu.

Orang-orang datang dan pergi silih berganti. Ada yang harus diberikan ruang dalam hati, ada pula yang cukup melewatinya tanpa harus pernah tinggal. Ada pula yang hadir sebentar dan meninggalkan jejak. Jejak yang kita bisa pilih untuk dibersihkan atau dibiarkan dan dijadikan kenangan.

Tapi tempat di mana kamu pernah berada, selalu bisa membangkitkan ingatan. Karena pada akhirnya, tempat-tempat itu kujadikan tempat menitipkan kenangan tentang kamu.

Tentang kamu, yang pada hari ini akhirnya mengetahui siapa namaku. Tentang kamu, yang hingga hari ini, akhirnya menyapa tiap kali kita bertemu. Tentang kamu, yang tepat hari ini, sudah beberapa kali mengajakku ke tempat-tempat yang ingin kamu kunjungi.

Tentang kamu, yang akhirnya selalu kudoakan, semoga kamu selalu berbahagia, di manapun kamu berada. Semoga Allah membimbing tiap langkah yang kamu ambil. Semoga Allah memudahkan urusan-urusanmu, menguatkanmu, dan memberimu kemampuan untuk bersabar. Insyaallah :)
***

Dan siang ini, aku mengunjungi tempat-tempat yang aku bayangkan kamu berada di sana. Meski aku tahu, kamu sedang berada di tempat yang lain. Kamu mengatakannya baru saja lewat pesan singkat yang kamu kirimkan ke ponselku.

Dan nanti jika aku ke tempatmu sedang berada hari ini, aku pasti tersenyum lagi karena aku tahu kamu pun pernah berada di sana.
***

membunuh penat jelang ujian sidang
Darmaga, 8 September 2015
ditulis sore hari, terbit malam hari dengan perjuangan:
menghidupkan laptop dan mencari koneksi internet
tapi itu manisnya
kamu, suka diperjuangkan 'kan?


















Comments

Post a Comment

Popular Posts