Tahu Rasanya?

Tahu rasanya dicekam rasa penasaran? Sedangkan kamu sendiri terlalu takut untuk menerima kenyataan.

Tahu rasanya pura-pura tidak peduli? Sedangkan aku mengetahui bahwa banyak sekali kesulitan yang harus dan sedang kamu hadapi.

Tahu rasanya menahan diri?

Andai kamu tahu, mungkin kamu sudah menanggapi setiap isyarat yang tanpa sadar tetap terlepas ketika menjumpaimu. Mungkin karena kamu tidak tega padaku (atau kamu juga merasakan hal yang serupa). Tapi aku bersyukur karena sepertinya kamu tidak tahu. Setidaknya itulah cara kita untuk tetap saling menghormati. Sedekat apapun kita saat ini, menyatakannya tanpa segala kesiapan --apalagi berlindung di balik fitrah hati dengan segala pembenaran-- adalah sebuah kesalahan.

Karena aku sendiri terlalu takut pada kenyataan. Kenyataan bahwa mungkin saja, sebenarnya kamu hanyalah ujian. Ujian berbentuk kebaikan.

*****
Aku masih mendengarkanmu bercerita patah-patah. Berlanjut melalui ponsel, membaca pesan-pesanmu. Ada yang ingin kukatakan, tapi tak mampu. Mungkin merasa tidak pantas karena pernah mengalaminya.

Tetaplah tidak tahu. Tetaplah bersikap seperti biasanya. Atau minimal berpura-pura tidak tahu. Semoga Allah berkenan melindungi orang-orang yang kita cintai dari perasaan-perasaan penuh resiko yang sedang kita rasakan terhadapnya.

Semoga kamu tahu...



Comments

Popular Posts