Tempatmu Kembali
Pada tiap bulirnya kutitipi rahasia. Bulir yang jatuh dan terhempas ke tanah, pecah. Menyatu dengan tanah, meresap bersama hara, menghidupi nafas yang terhembus di bawahnya.
***
Kita sama-sama dilahirkan di sebuah kota
yang sama. Pada tanggal yang sama, waktu yang sama, bahkan rumah sakit yang
sama. Kita tumbuh bersama, meski orang tua kita berbeda. Menjalani masa-masa
tumbuh kembang yang serupa. Pergi ke sekolah yang sama, melewati jalan-jalan
yang sama, menyapa orang yang sama, sampai dikejar anjing yang sama. Lucu ya?
Aku mengenal teman-temanmu, dan
teman-temanku adalah temanmu juga. Kita saling mengenalkan orang yang kita
kenal saat pertemanan kita semakin luas di bangku sekolah yang semakin tinggi
dan heterogen. Seragam kita masih sama, guru yang mengajar pun kita sama-sama
saling tahu. Hingga saat itu, bus yang kita tumpangi untuk pergi ke sekolah
juga… masih bus yang sama.
Saking banyaknya hal-hal yang kita jalani
bersama, kadang aku berpikir akankah kita mati bersama? Manusia selalu
penasaran akan hal yang terjadi berikutnya ketika ada suatu kejadian yang unik.
Bukankah segalanya yang sama pada kita ini termasuk unik? Karena kita bukanlah
anak kembar.
Hanya ada satu hal yang kutau tak lagi
sama pada kita saat kita menginjak langkah menuju dewasa.
Pada siapa kita akhirnya menitipkan hati
untuk dicintai…
Dan untuk itu aku mengerti. Sebab aku
laki-laki dan kamu perempuan. Tak mungkin kita menitipkan atau memberikan hati pada orang yang sama.
Untuk itu aku akan selalu penasaran. Sebab
kamu tak pernah mau bilang.
Sampai kapan?
Ah, mungkin saatnya kita menjalani
perjalanan kita sendiri. Jika rindu menyergapmu di tengah jalan nanti, silahkan
kembali.
Karena kita sesungguhnya masihlah orang
yang sama. Meski kita mungkin akan menjalani cerita yang berbeda. Ada masanya
masa lalu akan kita tertawai saat kita mengingatnya satu per satu. Tersenyum
saat sekedar duduk sejenak di tempat-tempat kita pernah mengabdi. Menghibur
hati yang tersakiti realita saat ini. Bahwa terkadang masa depan tak seindah
yang kita bayangkan. Bahwa terkadang masa lalu lebih indah dari hari ini. Hanya
karena kita sudah melewatinya dan sudah menemukan solusi dari masalah yang
pernah ada.
Maka masa lalu selalu bisa mengajari
satu hal: solusi selalu membersamai problema yang menghampiri.
Dan untuk itu, aku selalu bersedia.
Menjadi rumah tempatmu kembali.
***
Bagaimana mungkin aku pergi lantas lupa, kalau padamulah kutitipkan jutaan rasa.
Titip rasa, Kota Hujan...
Aku suka tulisanmu, enak dibaca dan mengalir. :)
ReplyDeleteDesain blogmu juga bagus :)
alhamdulillah makasih banyak mas Rooonn :)
Deletesemoga bermanfaat,,hehe
seperti biasa, tulisannya herma memancingku untuk melepaskan imajinasiku :D
ReplyDeletehehe alhamdulillah.. makasih mas sayfurrahman :)
Delete*dipanggilnya apa ya? panjang euy namanya.hhe
mas say juga bisa #eh
DeleteIni aku suhel hhe
oalaaaahh bang Suhel tho :D
Deletehabis aku taunya nama eksisnya aja.haha
kepo blog-nya bang Suhel ah :9
waaahh kerren...tulisan dan desainnya..salam kenal
ReplyDeletesalam kenal juga mba Nurul :)
Delete