Makan Tuh Karma(?)

Bismillahirrohmannirrohim

Sengaja, apapun aktivitasnya, harus dibacakan (atau dituliskan) basmalah. Bier berkah, bermanfaat dan ga ngalor ngidul doang ujungnya :D

Anyway, sedikit curcol, sisi melankolis gue rasanya lagi bener-bener luntur. Biasanya kalo tangan udah gereget gatel mau nulis, kata-kata yang meluncur syahdu nian --minimal buat ukuran gue yang petakilan gini.heueu

Kenapa luntur? Kayaknya hidup gue lagi bener-bener kena yang namanya karma. *musik horor mengalun di kejauhan

Mau cerita dikit tentang karma yang bertubi-tubi gue alami selama Praktik Lapang.

Jadi ceritanya --ceritanya yah ceritanya-- gue adalah seorang mahasiswi biokimia IPB semester 7 (udah KRS-an, jadi udah resmi) yang sedang menjalani praktik lapang di sebuah instansi pemerintah yang kece abis. Sebut saja Balai Besar Litbang Pasca Panen Pertanian --oke ini namanya disebut lengkap, bukan sebut saja. Di sinilah gue menemui orang-orang kece yang melakukan banyak aktivitas bermanfaat bagi agama, nusa, dan bangsa. Dan gue sendiri...menjalani karma yang harus gue dapatkan dari kelakuan gue sendiri selama dua hingga empat semester sebelumnya *nangis sambil gigit kerudung.

Gue emang orang yang gampang banget #GagalFokus. Apapun itu. Mungkin orang menganggap itu sebagai gagal fokus, tapi buat gue itu namanya think out of the box --preeeeeeeett. Termasuk di kelas saat kuliah. 

Temen-temen sekelas yang tercinta, tau betul tabiat buruk gue kalo kuliah. Tidur. Yak, gue sering ketiduran di kelas. Terdengar biasa aja bukan? Toh mahasiswa manapun pasti pernah ketiduran di kelas meski cuma beberapa detik. Yang bikin ga biasa adalah gue sering sengaja tidur, bukan ketiduran. 

Gue sengaja tidur kalo gue udah bosen. Bosen karena materinya, bosen karena kegiatannya gitu-gitu aja, bosen karena ruangannya di situ-situ aja, bosen karena kalo ujian mau merem mau melek nilai gue gitu-gitu aja, bosen karena....ah banyak hal yang bisa gue jadiin buat sengaja tidur. Salah sih emang, gue tau. Makanya gue bilang gue lagi kena karma.haha

Hingga ada beberapa mata kuliah berbeda yang bahasannya sama melulu. Seputar instrumen-instrumen kimia. Mulai dari kimia analitik, instrumentasi bioanalisis, pengantar penelitian biokimia, ketiga matkul itu ada di semester yang berbeda tapi selalu memunculkan alat yang hingga kini departemen gue belum punya --apa ada tapi gue ga make ya?-- kromatografi. 

Yak. Mesin yang satu ini abstrak banget kalo digambarkan sama buku-buku yang gue baca (re: baca dengan ogah-ogahan) atau dari penjelasan dosen, atau mantengin slide dosen yang ga kunjung habis kalo di scroll terus. Sama. Semuanya ga jelas dan ga ada seujung huruf pun yang sudi singgah di otak hamba-Mu ini yaa Rabb. Makanya gue sering males merhatiin soalnya ga ada praktikumnya. Buat apa? Ga make juga, pikir gue saat itu. Gue pikir gue doang yang kelewat rada-rada, nyatanya beberapa temen seperjuangan pun menyatakan hal serupa buat instrumen yang satu ini --terlepas dari gue gatau, apa mereka berusaha menghibur gue apa mereka emang beneran sama ga ngertinya. Sampe-sampe gue pengen ngeganti nama akun-akun sosmed gue jadi Herma Yang Patah Hati dengan Kromatografi gegara nih alat satu dibahas ber bab-bab dan keluar di ujian. Sampe-sampe batin gue berkata, "Dapet nilai C aja udah syukur" --untung lebih dikit sih dapetnya.wehehehe :P

Dan gue pun merasa bebas ketika mata kuliah yang membahas alat itu kelar di semester lalu dengan nilai yang alhamdulillah memuaskan buat gue. Merasa perjuangan telah terbayar, gue #MoveON dari tuh alat satu. Kau hanya sepenggal masa lalu tertinggaaaall~

Hingga akhirnya karma pun muncul. Gue seneng bisa praktik lapang di sini, di BB Pasca Panen. Gue suka sama hal-hal yang berbau pertanian, meski jujur pengetahuan gue masih terbatas banget soal itu. Makanya sengaja mau PL di sini, walau LIPI sebenernya berjarak sepelempar batu dari rumah orang tua gue dibanding balai ini. Meski enyak di rumah ngomel mulu, berharap cemas galau gue mau pindah ke LIPI aja. Tapi beruntung, bujuk rayu dan tipu muslihat --halah-- berhasil meluluhkan hati enyak gue.

"Nanti dek Herma tugasnya di sini di sini bla bla bla..." pembimbing lapang gue menjelaskan. Gue masih cengar-cengir bahagia di hari ketiga Romadhon 1435 H. Hingga sampai pada kalimat, "Pake kromatografi gas ya. Bisa kan?"

Gue nyengir kuda. What?? Benda ituuuuuuhh?? Benda yang satu huruf pun di slide yang menjelaskan tentangnya ga ada yang gue baca. Gue ujian aja modal ngedengerin temen-temen yang bergosip tentang kromatografi. Gambar kromatografi aja gue ga sudi ngelirik. Se...se...se...karang...gu...gu...gue...harus.....

Make kromatografi??

Perasaan gue bagai orang yang terpaksa dijodohin dengan musuh masa lalu --eeeaaaaa analoginya.haha
Gue terpaksa pasang tampang sok-sok ngerti waktu pembimbing teknis menjelaskan tentang si GC (Gas Chromatograph) ini. "Jadi kita pake kolom yang mendeteksi asam lemak, GC ini pake FID, bla bla bla" Kepala gue mulai berkunang-kunang waktu bapaknya ngejelasin tentang si GC ini. Berdoa dan bersumpah gue bakal memahami mesin yang satu ini sepulang gue dari laboratorium kimia tempat gue PL.

Hingga ibu kepala laboratorium datang dan menghampiri gue karena proyek yang akan gue kerjakan ini adalah proyek dari proposal beliau. Beliau nanya-nanya banyak hal. Mungkin hari itu gue lagi apes karena grogi sampe gue gelagapan dan lupa caranya melakukan pengenceran. Oh meeeeeenn pengenceran! Cuma menurunkan konsentrasi suatu larutan ke konsentrasi yang lebih kecil aja gue lupa caranya gimana! Padahal sehari-hari ga pake ngitung di kertas aja gue tau gimana ngencerin larutan.

Gue ngerasa ga berguna kuliah di biokimia selama 2 tahun dan TPB setahun. Di IPB lagi, IPB meeeenn... mencari dan memberi yang terbaik. Nyatanya punya mahasiswa se-rada-rada gue! *garuk-garuk tanah. Gue ngerasa bener-bener mempermalukan almamater dan jas lab kebanggaan gue, meski saat itu gue lagi ga make salah satu ataupun keduanya.

Di situlah gue ngerasa karma terjadi. Karma karena saat kuliah kimia organik, kimia analitik, kimia anorganik, kimia fisik, kinetika kimia, dan mata kuliah horor lainnya, gue tidur --nabok muka sendiri. Dan ternyata proyek yang gue kerjain adalah analisis asam lemak rantai pendek (short chain fatty acid, SCFA) yang bahasan tentang SCFA ini nggak gue gubris di semester lalu karena cuma sedikit dan nggak begitu jelas bahasannya.haha *ketawa miris

Apa aja karma yang gue hadepin? Nggak merhatiin dan menaruh hati seujung kukupun pada kromatografi, gue kerja pake kromatografi. Nggak peduli sama kimia analitik, kerjaan gue analisis kimia banget. Rajin tidur kalo kuliah kimia fisik dan lainnya, ternyata gue ditempatkan di lab kimia, bukan mikrob atau yang masih nyambung sama biokimia. Nggak memahami dengan sebaik-baiknya tentang SCFA, ternyata yang harus gue analisis adalah SCFA! --udah mulai guling-guling di jalanan

*******
Yah, sebenernya sih masih banyak lagi karma yang terjadi di kehidupan gue. Itu cuma secuil. Kalo kita search kata karma di mbah gugel, hasilnya gini nih:

Karma means action, work or deed; it also refers to the principle of causality where intent and actions of an individual influence the future of that individual. Good intent and good deed contribute to good karma and future happiness, while bad intent and bad deed contribute to bad karma and future suffering. (wikipedia)
But so far, gue bukan ga menganggap karma does really exists. Yang perlu dipahami adalah sebenarnya, kita akan diperlakukan sama seperti yang kita lakukan pada orang lain.

Yep. Gue ngerasa dihina dinakan dan dinistakan --halah lebay-- sama si kromatografi dan sekawanan sodara kimia lainnya adalah karena gue juga mencoreng moreng ilmu kimia dengan nilai gue yang syalalala syahdunya akibat kelakuan gue yang mengacuhkannya. Gue sadar kok. Ini bukan karma, tapi inilah yang pantas gue terima karena perlakuan gue terhadap kromatografi --elus-elus GC di lab.

Merasa kesepian? Mungkin kamu pernah sengaja tidak menemani saudaramu. Merasa ditinggalkan? Mungkin dulu kamu pernah meninggalkan lebih dulu. Merasa tidak dicintai? Sudahkan kita mencintai lebih dulu? Kadang kita lebih sering dan lebih mudah mengevaluasi orang lain, tapi introspeksi diri pun lupa --astaghfirulloh :'(

Tidak hanya perbuatan buruk, perbuatan baik pun ada karma-nya. Makanya bukan karma istilah tepatnya, karena di islam ga ada ajaran tentang karma.hhe. Karena tidak semua perbuatan kita akan dibalaskan di dunia, ada juga yang kelak di akhirat. Baik perbuatan baik maupun buruk.

Orang tua yang mendidik anak-anaknya hingga sholeh dan sholehah, akan mendapatkan amalan yang tiada putusnya; doa anak sholeh. Orang yang murah senyum, ramah, dan gemar menolong mendapatkan tempat di hati orang-orang yang mencintainya dan tentunya in sya Alloh di sisi Alloh SWT. Ketika kamu memberi temanmu sesuatu yang bermanfaat, kelak mungkin ketika kau membutuhkan bantuan, temanmu itu akan hadir sebagai pertolongan Alloh. Dan masih banyak lagi contoh kebaikan kecil dan besar lainnya.

Intinya mah ya, di Al-Qur'an juga sudah di jelaskan dalam Q.S. An-Najm ayat 39-41 yang artinya:
"Bahwasanya seorang manusia tiada memperoleh selain apa yang telah diusahakannya. Bahwasanya usaha itu kelak akan diperlihat (kepadanya), kemudian akan diberi balasan kepadanya dengan balasan yang paling sempurna."
Jadi, ayo semangat berbuat kebaikan bier mendapatkan balasan yang baik di sisi Alloh SWT! :D

P.S: Jangan tiru perbuatan jelek saya di atas ya. Saya juga sedang berupaya mentaubati dan memperbaikinya. Doakan yaaa :)

wassalammu'alaykum --senyum

***

Bogor, 28 Agustus 2014
Di ruang kromatografi BB Pasca Panen Pertanian

Hermawati Nur Zulaikha, (setahun lagi) S.Si
in sya Alloh.. :)








Comments

Popular Posts