Mengeja C-I-N-T-A : Ketika Bibir Terkunci Gengsi

Buat yang merasa punya sisi melankolis, sering kali kita merasa bersalah terhadap orang lain karena kekurangan kita sendiri. Emang lo melankolis, Her?

Hehe, iya. Kadang-kadang. Koplak-melankolis. Makhluk jenis apa gue?haha.

Dan ini bukti ke-melankolisan gue. Baca ampe akhir. Kalo ga mau, close tab, cabut modem, buang laptop *haha,sadis

Gue punya temen. Orangnya 'unidentified'. Tampangnya 'ngajak ribut'. Kalo lo bercanda dengan candaan super kocak yang membuat syaraf-syaraf berantakan karena ngedengernya sekalipun, mukanya datar. Kayak nggak peduli lo bercanda apa engga. Ketika semua orang udah engap karena ketawa dan memilih
untuk istirahat sejenak karena takut pinggang kebelah empat, tau-tau dia ketawa sendiri dan tanpa dosa dia bilang, "HAHAHAHA..Oh gitu maksudnyaa... HAHAHAHA"

Jadi dia baru konek? -____-"

Seketika gue merasa nggak pengen bercanda selama 60 bulan 358 hari 168 jam.

Karena gue bawel dan seneng cerita, gue paling seneng kalo ada yang ngedengerin gue cerita. Oleh karena itu gue selalu berusaha untuk menjadi pendengar yang baik. Dan kata pujangga sih, "Dengarkan saja ketika wanita bicara, maka kau dapatkan hatinya" gitu.

Tapi ketika gue berusaha menjadi pendengar yang baik, ketika dia udah manggil-manggil gue "Eh eh eh," sambil nepok-nepok, dan gue udah serius siap siap ngedengerin, dia malah berbalik dan bilang, "Ga jadi deh. Ternyata gini gini gini..."

Kau membuatku kehilangan 10 detik yang berharga dan menyisakan rasa penasaran yang menyebalkan!

Dan masih banyak hal 'annoying' lainnya dari orang itu.hahaha

But you know, jika lebah yang menghasilkan madu yang luar biasa manfaatnya saja bisa menyengat kita yang ia duga mengganggu (padahal malah kita yang ketakutan), atau cacing yang jelek dan menjijikkan itu bisa menyuburkan tanah, maka sudah selayaknya 'orang itu' juga punya kebaikan *halah

Dia emang kurang peka, tapi dia selalu menyadari jika ada suatu hal yang salah dari temannya. Biasanya dia bakal nanya, "Kamu kenapa? Cerita ajaa.. ato ada yang bisa aku bantu?"

Dan emang bakal dibantuin selama dia bisa.

Sama ketika kita sama-sama menunaikan amanah-amanah kita. Dia bakal selalu bilang, "Aku emang nggak ngerti apa-apa. Makanya kamu suruh-suruh aku aja. Aku usahain bisa selesai."

Dengan mukanya yang 'polos' itu, rasanya pengen nibanin semua beban ke dia, tapi di satu sisi ga tega juga.hehe

Ketika butuh curcol, disamperin enak juga. Didengerin banget, meski kadang diskonek dan susah ngasih saran yang ngena. But that's what I need! Gue lebih sering butuh didengerin aja, karena sebenernya semua solusi akan masalah udah ada di kepala. Kecuali kalo gue butuh solusi, gue bakal tanya tempat yang tepat :P

Pokoknya banyak hal yang bisa gue dapet dari dia: kerudung yang rusak, foto-foto candid ga jelas, chat message yg banyak typo-nya dan sulit dibaca #eeeeehh

Hal-hal baik yang selalu gue kenang. Cukup gue dan Allah SWT aja yang tau. Bier nanti jadi saksi kalo dia wanita sholehah yang (sebenernya) perhatian. Karena dia bukan lagi temen gue.

Dia saudara gue. Yang dibilang adik karena umur beda 8 bulan nggak juga, dibilang kakak dia jelas lebih sering jadi bocah. Bocah yang menghibur karena kepolosannya.

Terus apa hubungannya tulisan ini ama judulnya? 

Gue mau bilang CINTA. Gue CINTA elo. Tapi di dunia nyata sana jangan harap denger suara gue yang kayak TOA dan cocok buat orasi ini nyebut kata-kata itu se-pe-si-al buat elo. Gue gengsi bilang CINTA. Gue bukan tipe yang bisa mengungkapkan perasaan dengan mudah *halah*. Gue suka, gue diem. Gue ga suka, gue pergi dengan diem juga.

Yang jelas, cukuplah perintah-Nya dan Rasul yang kita idolakan itu membuat gue cinta sama elo. Doa-doa buat elo dan saudara yang lain insya Allah selalu terpanjatkan dan elo ga perlu tau itu doanya apa. Yang pasti dan gue tau, doa yang baik dan diam-diam dari seorang saudara untuk saudaranya itu pasti diijabah.

Makasih udah mau melewatkan umur lo yang ke 16, 17, 18, 19, dan tiga hari lalu yang ke-20 meski tanpa bunyi terompet, cake coklat gede, kado berpola kulit sapi perah, lilin dan balon-balon. Cukup sajadah dan laptop ini yang jadi saksi kalo gue CINTA elo.

Semoga tulisan seadanya yg gue tulis dengan sisa tenaga mata gue, cukup mengungkapkan isi hati dan perasaan gue *halah ambigu. Dan...semoga Allah berkenan mengizinkan kita sama-sama melewati angka-angka berikutnya tetap bersama saudara2 kita, dalam ukhuwah yang diridhoi-Nya. Aamiin..

Teruntuk yang bertambah tua, bertambah dewasa, dan semakin sholihah.

Sarah Irhamillah.

Uhibbuki fillah, yaa ukhti..